Menjelang pertengahan abad ke-20, masyarakat petani dan nelayan pantai utara wilayah kabupaten Kendari. Pada awalnya permainan metinggo muncul di Desa Sawa.Kemudian menyebar ke beberapa daerah di Kabupaten Konawe seperti Wawotobi, dan Unaaha. Hingga sekarang permainan metinggo ini masih sering kita saksikan yang di mainkan oleh anak-anak yang tinggal di pedesaan. Metinggo berasal dari kata tinggo yang berarti tendang. Dilaksanakan hampir semua di pedesaan Kabupaten Konawe, Konawe Utara, dan Konawe Selatan. Jumlah pemainnya antara 2 sampai 25 orang.Permainan ini tidak menggunakan alat pengiring, merupakan permainan ketangkasan, dan keliahaian. Permainan terkadang harus berlari, melompat atau merayap. . Para penyerang atau lawan main itu dapat bersembunyi sambil mengintai lawannya yang sementara menjaga belek permainan. Apabila belek tersebut di sentuh oleh pihak lawan maka pihak yang menjaga belek tersebut dianggap kalah.